Jakarta - Salah satu batik yang menjadi ikon Cirebon adalah batik Mega Mendung. Batik Mega Mendung ini memiliki kekhasan yang tidak dijumpai di daerah-daerah pesisir penghasil batik lain di utara Jawa seperti Indramayu, Pekalongan, maupun Lasem. Kekhasan tersebut terlihat dari bentuk Mega Mendung melambangkan awan pembawa hujan sebagai lambang kesuburan dan pemberi kehidupan. Motif batik ini memiliki sejarah yang berkaitan dengan kedatangan bangsa Tiongkok di Cirebon, yaitu Sunan Gunung Jati yang menikah dengan wanita Tionghoa bernama Ong Tie. Kekhasan Mega Mendung atau “awan-awanan” tidak hanya pada motifnya yang berupa gambar menyerupai awan dengan warna-warna tegas seperti biru dan merah. Tetapi juga pada nilai-nilai filosofi yang terkandung pada motifnya. Hal ini sangat berkaitan dengan sejarah lahirnya batik secara keseluruhan di Motif Batik Mega Mendung Khas CirebonDikutip dari skripsi Makna Motif Mega Mendung dan Wadasan Pada Keraton di Cirebon, seorang budayawan dan pemerhati batik, Made Casta menuturkan sejarah batik dimulai ketika Pelabuhan Muara Jati atau Cirebon menjadi tempat persinggahan pedagang Tiongkok, Arab, Persia, dan India. Saat itu terjadi asimilasi dan akulturasi dari beragam budaya yang menghasilkan banyak tradisi baru bagi masyarakat Cina dijadikan sebagai inspirasi. Seniman batik Cirebon kemudian mengolahnya dengan cita rasa masyarakat setempat yang mayoritas beragama Islam. Dari situ, lahirlah motif batik dengan ragam hias dan keunikan khas tersendiri. Sebagai contoh adalah motif Paksi Naga Liman, Wadasan, Banji, Patran Keris, Singa Payung, Singa Barong, Banjar Balong, Ayam Alas, dan yang paling dikenal ialah Mega Mendung Cirebon sarat akan makna religius dan filosofi. Garis-garis gambarnya merupakan simbol perjalanan hidup manusia dari lahir, anak-anak, remaja, dewasa, berumah tangga sampai mati. Antara lahir dan mati tersambung garis penghubung yang semuanya menyimbolkan kebesaran dari yang menjadi pembeda batik Cirebon dari daerah lainnya adalah teknik wit. Teknik wit merupakan satu garis batas yang dibuat dengan cara diblok berlapis lilin agar terbentuk satuan garis lengkung yang halus. Proses pembuatannya cukup rumit dan butuh umum, motif batik Cirebon dibagi dalam lima kelompok ragam hias, diantaranya wadasan batu karang atau batu cadas, geometris, pangkaan buketan, byur, dan semarangan. RINDI ARISKA Baca 5 Tempat Wisata Bernuansa Batik CirebonSelalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari di kanal Telegram “ Update”. Klik untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.InspirasiTerkini Motif Batik Cirebon, Kerajinan Kain- Motif-motif tersebut seperti Batik Parang Barong, Batik Parang Rusak, dan termasuk juga Batik Udan Liris.Motif dari batik kawung ini ialah berpola buatan mirip buah kawung.10 motif batik cirebon, motif batik solo, motif batik cirebon mega mendung, motif batik pekalongan, motif batik khas cirebon tts, motif batik yogyakarta, motif batik
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Ahmad Imam Baehaqi CIREBON- Sebanyak 10 motif batik khas Cirebon tengah didaftarkan sebagai Hak Kekayaan Intelektual HKI Komunal oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Disperindag Kabupaten Cirebon. Di antaranya, motif Mega Mendung, Patran Kembang, Taman Teratai, Lenggang Kangkung, Kapal Kandas, Ganggengan, Mataharian, Tebu Sekeret, Pring Sedapur, dan Ceker Ayam. Kesepuluh motif batik itu mempunyai ciri khas dan makna masing-masing. Berikut makna 10 motif batik khas Cirebon yang berhasil dirangkum Tribun Jabar berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Disperindag Kabupaten Cirebon, Deni Agustin. 1. Mega Mendung Mega Mendung menjadi salah satu motif batik khas Cirebon yang paling terkenal. Motif tersebut dinilai sederhana, namun memancarkan kesan elegan bagi yang mengenakannya. Bahkan, mega mendung menjadi motif paling ikonik pada batik Cirebon. "Mega mendung merupakan visualisasi dari bentuk awan yang diolah sehingga memiliki gaya tersendiri," kata Deni Agustin saat dihubungi melalui sambungan teleponnya, Minggu 24/3/2019. Ia mengatakan, bentuk motif mega mendung dianggap paling menarik, terutama tata warna yang terdiri dari 5 hingga 7 lapis itu. "Lima menunjukkan rukun Islam dan tujuh melambangkan langit yang dilewati Nabi Muhammad SAW saat Isra Mikraj," ujar Deni Agustin. • Disperindag Daftarkan 10 Motif Batik Khas Cirebon sebagai HKI Komunal • SEDANG BERLANGSUNG Live Streaming MasterChef Indonesia 2019 Season 5 di RCTI Pukul WIB 2. Patran Kembang Selain mega mendung, motif lain yang didaftarkan HKI ialah Patran Kembang.
ihQEM.